Sekarang sudah lebih lancar. Bokep STW Sampai ia selesai mengelap bagian belakang pahaku dan berdiri. Kedua kali ia memasukkan jari tangannya. Aku hanya ditinggali handuk kecil hangat. Astaga. Aku memegang teteknya. Aku masih mematung. Masih ada waktu bebas dua jam. Ayo. Aku masih mematung. Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Kaki kusandarkan di tembok yang membuat ia bebas berlama-lama membersihkan bagian belakang pahaku. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga ada alasan buat Wien.Ia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabar gembira dari wanita yang menunggu telepon. Kemudian menyerahkan celana pantai.“Mbak Wien, pasien menunggu,” katanya.Majalah lagi, ah tidak aku harus bicara padanya. Hanya suara kebetan majalah yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di langit-langit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletak-pletok-pletok. Jangan di sini..!” katanya.Kini ia tidak malu-malu lagi menyelinapkan jemarinya ke dalam celana dalamku.
