Linda kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yang sedikit berbulu dengan ciuman-ciumannya yang hangat dan penuh gairah membara.Memang Linda begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dengan berbagai macam cara. Sementara Tante Maya pergi membawa Bobby, aku dan Linda duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yang menunggang kuda dengan gagah.Tidak banyak yang kami obrolkan, karena Tante Maya sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sambil terus-menerus memuji. Bokep Jilbab/Hijab Aku memang mudah sekali disogok. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.“Ke kamarku, yuk…”, bisik Linda mengajak. Tapi aku sama sekali tidak tertarik padanya. Dan sikapku juga terus seperti anak balita, walau usiaku sudah cukup dewasa.Pernah aku menangis semalaman dan mengurung diri di dalam kamar hanya karena Mbak Indri menikah. Dan kebetulan sekali aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yang cukup keren.
