Matanya menatapku. Film Porno Asal jangan tiga kali menginjak kakiku.”
“Mungkin lebih.”
“Ayolah. Terus terang saja, aku benar-benar jengkel. Kutatap matanya. Di depan mataku, saat ia membuka pahanya, kulihat sesuatu yang membuatku terpana sesaat. Sebentar. Kudengar ia mendesah dan mengerang setiap aku mengusap bibir kemaluannya. Aku terkesiap, sadar kalau pada kenyataannya aku memang terangsang hebat. “Jangan hentikan aku,” desisku. Kali ini ia menarik salah satu tali bra-nya hingga terjatuh sampai ke lengan. Akhirnya, dengan rasa nyeri di ujung, batang kemaluanku melesak. “Tentu saja,” katanya,
“aku juga minta maaf. “Maaf,” kataku, “aku tak bermaksud…”
“Kamu masih perjaka,” bisiknya memotong sambil tersenyum. Sejuta kesan yang tiada pernah lengkap diurai dengan kata-kata. Jelas sudah ia mengetahui kalau aku memang masih perjaka. Aku tak perduli. Mau memaafkanku?” Ia menatap mataku lama. Jangan bergerak. “Bukan, bukan begini. Air dingin membuatku terasa lebih segar. Ia hanya balas menatapku dengan alis terangkat seolah mengulangi pertanyaan yang baru diajukannya.
