Karena jawaban dari pertanyaanku sepertinya sudah terjawab langsung di mataku. Bokep China Tumben mampir ke sini?” tambahku sambil melihat ke arah jam tanganku, saat itu sudah hampir jam sepuluh malam, tidak biasanya Lenny berani keluar malam-malam, pikirku heran. Kuletakkan kembali kursi kembali ke tempatnya. “Ternyata kamu udah besar, yah!” ucapnya sambil tersenyum. Saat itu di sana masih ada empat orang tamu yang sedang bermain ditemani oleh manajerku, mereka adalah teman-teman dari pemilik club tersebut, jadi walaupun club tersebut sudah tutup, mereka tetap dapat bebas bermain. Diawali dengan kemeja biru langitnya, lalu kaus singletnya. “Ntar ah, lapar nih, Bu!” balasku juga berteriak. Kemudian paman merebahkan tubuhnya, tengkurap di ranjang. Shh. “Ah.. “Gua abis dari mall di depan, ngecek ATM, siapa tahu kiriman gua udah sampai, buat nalangin bayaran elu, tapi ternyata belum sampai..” ujar Lenny dengan nada menyesal.
