Tentu saja aku sangat terkejut dengan keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini.“Sendirian aja nih…, Omm..”, sapanya dengan senyuman menggoda.“Eh, iya..”, sahutku agak tergagap.“Perlu teman nggak..?” dia langsung menawarkan diri.Aku tidak bisa langsung menjawab. Malam itu akau benar-benar lupa pada anak dan istri di rumah.Aku bersenang-senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Bokep Rusia Renny menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit-gigit bibirnya sendiri, saat aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan teratur.Perlahan tapi pasti, Susiana mulai mengimbangi gerakan tubuhku. Kali ini aku justru pulang menjelang subuh.Mungkin karena istriku tidak pernah bertanya, dan juga tidak rewel. Wajah gadis itu masih terus membayang di pelupuk mata. Tapi istriku tidak rewel dan tidak banyak bertanya.Sepanjang malam aku tidak bisa tidur.




















