Lalu aku jilat klitorisnya, lidahku pun menari-nari di sana. Setelah dilihat-lihat ia tak hanya hitam manis, tapi juga bikin aku horni. Bokep Jilbab/Hijab CROOOOTTT…..CROOOOTT…..CROOTTT…
“Aaaahhh…adeeeenn….aww….awww….panas itunya”, katanya. Lama menunggu, akhirnya sudah jam 12 malam. Diremasnya rambutku, dan aku terus-menerus melanjutkan aksiku, sambil kuremas toketnya. “Baiklah buka bajumu!”, kataku. Aku lalu panggil dia, “Ratih, ratih, ratih”
Dia yang sedang sibuk menulis, mungkin PR, langsung tegap duduknya. Denok kini merebahkan dirinya, ia pasrah kuhisapi teteknya. Shit! “Lagi ngapain?”, tanyaku. Aku siapkan rudalku, dan kutindih Denok. Aku lalu melepas celanaku hingga tubuh bagian bawahku telanjang. Aku mengamati seluruh tubuhnya. Maklum sejak kecil ia sudah bekerja di sini. Ia memakai T-Shirt dan celana pendek. “Enak den, ….terus…entotin pembantumu ini!!”, katanya. Aku berdiri di depannya. “Mbak akan mematuhi apapun yang saya inginkan dan katakan, apabila aku bertepuk tiga kali lalu memanggil namamu tiga kali, Ratih, ratih, ratih, segera sadar dari pengaruh hipnotisku.
