Mas Putra tidak langsung membuka CD-nya, tapi malah mengelus-elus penisnya yang menegang. Video bokep Jangan heran, kalau mengobrol soal sex dengan anak-anak Mapala ini sudah biasa, pada ‘bocor’ dan ‘kocak’ semua. Kan pacar..?”
“Iya sih, tapi lagi pengen ganti suasana aja.”
“Dia nggak marah nih, nggak ngapel..?”
“Nggak, kita lagi berantem kok!”
“Napa..?”
“Rahasia dong.”
“Paling urusan sex.” kataku asal tebak. Aku tertawa lagi. “Impas kan, punya Mas juga kecil,”
“Enak aja, mau liat..?!” tantangnya. Pelan-pelan Mas Putra mulai mencium ubun-ubunku. Baju kaosku direnggut dari kepala, begitu juga dengan bra. Kuciumi leher terus turun ke dada, pantatku terus bergoyang, sampai aku merasa tubuhku menegang dan akan mencapai klimaks. Dia menghentikan gerakannya sejenak. Aku memang egois. “Tau dong..,” jawabku, padahal aku hanya iseng saja asal tebak. Sebelum klimaks, lagi-lagi kami ganti posisi, Mas Putra gantian menindihku dengan gaya konvensional.
