Dia bernama ninin **** (edited). Tapi goyangannya tidak surut. Bokeb yanghh.. Kunyalakan TV channel yang memutar film-film biru. yang banyak…” kataku sambil menunjuk kemaluannya. Kami berkenalan sejenak dan dia menawariku ikut makan. Dalam situasi itu sempat-sempatnya dia menggoyang pinggulnya mendesak mulutku, dan menjambak rambutku sesekali. Dia masih tetap membisu.“Ayo pulang…” ajakku. Dia hanya bisa menggigit bibir dan mencengkeram tanganku. Merupakan pemandangan langka kalau Surabaya dicurahi hujan, karena lebih sering kota ini berada dalam kondisi kering. Dalam hati aku tertawa, “Dasar wanita… munafik.”“Ayo… Nin… ayo…” kataku pelan mengharap cairan itu segera keluar membasahi kemaluan indahnya. Kami berdua ngos-ngosan. Statusku yang bebas (mahasiswa perantau) membuatku tidak terbatas dalam berbagai aktifitas, walau seringkali diantaranya bermuatan negatif. lebih… puass…” katanya sambil mengangis lagi.Aku sungguh tak mengerti. Kubuka pahanya.“Jangann ton… kumohon jangan…” pintanya memelas.
>
Aku Akan Memuaskanmu Sampai Kau Meronta-ronta
Related videos



















