Mendadak jari tanganku dingin semua. Bokep Thailand katanya manja lalu melepaskansergapanku.Masih sepi ini..! Seperti kulihat ketika ia baru naik tadi,setelah mengejar angkot ini sekadar untuk dapat secuiltempat duduk.Terima kasih, ujarnya ringan.Aku sebetulnya ingin ada sesuatu yang bisa diomongkanlagi, sehingga tidak perlu curicuri pandang meliriklehernya, dadanya yang terbuka cukup lebar sehinggaterlihat garis bukitnya.Saya juga tidak suka angin kencangkencang. Masih terasa tangannya dipunggung, dada, perut, paha. Ketika Si Junior melemah ia seperti tahubagaimana menghidupkannya, memijat tepat di bagianpangkal paha. Aku terlambat setengah jam.Padahal, wajah wanita setengah baya yang di lehernyaada keringat sudah terbayang. Napasnyatersengal. Hidungnya tidak mancungtetapi juga tidak pesek. Aku tiduran sambil baca majalahyang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu.Sekenanya saja kubuka halaman majalah.Tunggu ya..!




















