Tapi tidak apa-apa toh tipuan ini membimbingku ke ‘alam’ lain.Dulu aku paling anti masuk salon. Bokep Cina Ya tidak apa-apa, hitung-hitung olahraga. Agar kejadian kemarin terulang.Jam berapa aku berangkat. Aku menikmati kelincahan lidah wanita setengah baya yang tahu di mana titik-titik yang harus dituju. Apa katanya nanti? Sial. Wanita muda itu mengikuti di belakang. Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Jendela kubuka. Hawin datang. Ah masa bodo. Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Mendadak jari tanganku dingin semua.Wajahku merah padam. Tidak perlu diantar. Masih terasa tangannya di punggung, dada, perut, paha. Dadaku tiba-tiba berdegup-degup.“Bang, Bang kiri Bang..!”Semua penumpang menoleh ke arahku. Ia tersenyum ramah. Dari jarak yang dekat ini hawa panas tubuhnya terasa. Dadaku mulai berdegup lagi. Tapi eh.., seorang penumpang pakai kaos oblong, mati aku. Agar kejadian kemarin terulang.Jam berapa aku berangkat.
