“Nantikan juga mamang ngeliat semuanya, non”jawab mang Narko.“Kalau gitu ngga jadi ajah!. Bokep Thailand Punggungku melengkung karena aku tak kuat melawan sengatan rasa geli yg bercampur dengan kenikmatan itu. Aku berusaha mencari tahu penyebabnya dengan bertanya pada mang Narko. Non juga ndak usah malu. “Tapii mbakk…Argggg” aku masih tetap ragu. Kulihat mang Narko menatapku sambil nyengir memperlihatkan deret gusi tanpa giginya. Tapi… setdknya aku pingin sekali jadi yg ‘pertama’ buat non Monica, nduk! Baru juga dimasukin sudah mau muntah!”gerutu mbak Siti. Kali ini lebih cepat dari sebelumnya.Perasaanku bercampur aduk menanti saat-saat mendebarkan itu. “Ya segitu, kang. Mengetahui wajah mang Narko sudah berada tepat di depan selangkanganku. Kelak kamu akan mengerti maksudku”
“Tapi kasihan mamang sendirian…”ujarku.Aku masih belum menerima ia meninggalkan mang Narko. Padahal jelas ia pasti tahu jawabanku. Bahkan jauh lebih dasyat dari jilatan yg mang Narko lakukan tadi. “Ya gitu..Pinggul kakang turunin sedikit” ujar mbak Siti.
>